Kamis, 20 Agustus 2015

Pengertian Apresiasi Sastra



PENGERTIAN APRESIASI SASTRA


           
            Kata apresiasi  dalam bahasa Indonesia berpedoman dengan kata inggris appreciation  yang dalam kamus inggris susunan S. Wojowasito diberi makna “penghargaan”.
            Secara gramatikal kata penghargaan  dapat diberikan makna atau dijelaskan sebagai proses atau hal memberi harga atau menghargai. Dan proses pemberian harga terhadap suatu objek itu, baru kemudian kita sampai pada keputusan untuk menetapkan hasil pemberian harga itu.
            Namun, apresiasi terhadap sebuah karya sastra atau karya seni lainnya tidak terbatas pada pemberian penghargaan terhadap mutu atau nilai karya sastra itu saja tetapi mencakup juga pada kegiatan merasakan atau menikmati keindahan atau kebaikan karya sastra itu, serta mengerti dan dapat memberi keterangan mengapa karya sastra karya seni lainnya itu indah dan baik.
            Pada manusia dasar untuk merasakan keindahan itu, bagian dari kegiatan apresiasi, sesungguhnya sudah ada sejak kecil. Kita bisa menyaksikan, mislanya seseorang bayi tertidur karya mendengar nyanyian lembut dari ibunya. Dia dapat merasakan adanya keindahan irama yang ada pada nyanyian ibunya itu meskipun dia tidak mengerti alagu apa yang dinyanyikan dan apa pula makna yang dikandung kata-kata yang dinyanyikan itu, sebaliknya pula si bati itu akan terkejut dan mungkin juga menangis apabila mendengarkan hentakan atau suara yang tidak merdu.
            Pada orang dewasa seringkali terjadi juga hal seperti yang terjadi pada bayi di atas ia merasa senang mendengarkan sebuah lagu asing yang sedang popular pada suatu masa, walaupun dia tidak mengerti arti kata-katanya. Andaikata kemudian dia makin tertarik dan makin menggandrungi lagu itu, maka mulailah dia mencari syair lagu tersebut lalu belajar menyanyikannya. Lebih jauh lagi ia mulai berusaha menghafalkan dan memahami jauh arti kata-katanya.
            Proses kegiatan dan menyenanginya sampai mengerti seperti disebutkan di atas sebenarnya lain dari susatu prosa kegiatan apresiasi. Secara terinci suatu proses kegiatan apresiasi melalui tahap-tahap:
a.       Tahap 1 Penikmatan atau tahap menyenagi, tindakan operasional yang terjadi pada tahap ini, misalnya menonton lomba baca puisi, mendengarkan orang berdeklamasi, membaca puisi/berdeklamasi, menonton bioskop, mendengarkan musik, menonton drama, membaca novel, dan sebagainya penghargaan. Tindakan operasional yang terjadi pada tahap ini, misalnya melibat kebaikan, nilai, atau manfaat karya sastra. Merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan sebagainya.
b.       Tahap 2 Penghargaan, tindakan operasional yang terjadi pada tahap ini misalnya melihat kebaikan, nilai, manfaat suatu karya, merasakan karya ke dalam jiwa, dan sebainya.
c.       Tahap 3 Pemahaman, tindakan operasionalnya adalah meneliti calon menganalisi unsur intrinsic dan ekstrinsik suatu karya, serta berusaha menyimpulkannya.
d.      Tahap 4 Penghayatan, tindakan opersionalnya adalah menganalisis lebih lanjut akan suatu karya, mencari hakikat atau makna suatu karya berserta argumentasinya, membuat tafsiran dan menysun pendapat berdasarkan analisis yang telah dibuat.
e.       Tahap 5 Implikasi atau Penerapan, tindakan operasionalnya adalah melahirkan ide baru, mengamlkan penemuan, atau mendayagunakan hasil apresiasi dalam mencapai nilai material dan spiritual untuk kepentingan sosial politik dan budaya.
Sampai sejauh ini kita belum membuat definisi atau batasan terhadap pengertian aperesiasi. Pada hemat kami, sejalan dengan pendapat (S. Effendi, 1974), kita tidak mungkin dapat membuat definisi atau batasan mengenai pengertian apresiasi itu. Keadaan ini tidak perlu diresahkan karena dalam kehidupan kita banyak hal bahkan yang dapat diindahkan pun tidak bisa dibuat definisinya atau batasannya. Umpamanya merah. Merah  adalah sesuatu yang bisa diinderakan, tetapi kalau ditanya mengenai merah itu? Tidak mungkin kita dapat menjelaskan dengan kata-kata mengenai merah itu. Namun, kita dapat menunjukkan warnah merah kepada seseorang, dan dia segera akan mengerti asal saja orang itu tidak tunanetra. Demikian juga dengan apresiasi sukar dijelaskan dengan kata-kata, tetapi dapat dijelaskan dengan contoh perilaku selama kehidupan sehari-hari. Misalnya perilaku seorang anak perempuan kecil dengan bonekanya, laksana seorang ibu terhadap anaknya. Ia membujuk atau bertanya, seakan boneka itu dapat berbicara. Lau dia pula yang menjawab seakan-akan dia pula yang menjadi boneka itu. Semua hal itu dilakukan dengan wajar sungguh-sungguh dan tentu saja dengan penuh fantasi sehingga menjadi hidup dan memikat. Kita pun menjadi merasa senang melihatnya.
Kalau tingkat anak itu sering kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, maka kita akan dapat mengerti dengan baik perilalku anak kecil itu, kesanggupan untuk dapat mengerti dengan baik inilah yang menyebabkan kita dapat pula menghargai dengan sebaik-baiknya sikap anak kecil itu. Menghargai dengan baik ini berarti menghargai kesadaran dan dengan pengertian yang benar. Kalau kita sudah dapat memberi penghargaan terhadap anak itu, maka berarti kita sudah dapat mengapresiasikan akan tingkah laku anak itu.
Masalah kita sekarang adalah bagaimana dan apa yang dimaksud dengan apresiasi sastra atau apresiasi terhadap karya sastra, baik prosa, puisi, maupun drama. Kalau kita ikuti keterampilan diatas tentunya yang dimakud dengan apresiasi terhadap karya sastra adalah usaha atau prosa dalam menikmati, memahami dan mneghargai secara kritis dan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, dan kepekaan pekerjaan dan perasaan yang baik terhadap karya sastra tersebut.
Karya sastra adalah perwujudan pengalaman-pengalaman seorang sastrawan berkenaan dengan masalah yang dihadapinya di dalam kehidupan, yang kemudian diungkapan dengan jujur serta sungguh-sungguh, dan dengan suatu bentuk bahasa yang khas. Kalu kita sering dan sungguh-sungguh mengikuti pengalaman-pengalaman sastwaran itu, maka kita akan dapat mengerti dan memahaminya dengan baik. Dapat memahami dan mengetahui dengan baik inilah yang menyebabkan kita dapat menghargai pengalaman-pengalaman sastrawan itu dengan baik pula. Kita dapat menghargainya dengan kesadaran dan dengan perasaan yang mulia. Kalau kita sudah mempunyai sikap demikian berarti kita telah mempunyai kemampuan untuk mengapresiasikan karya sastra itu.
Seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mengepresiasikan karya sastra biasanya pikiran kritisnya dan perasaannya menjadi peka terhadap karya sastra, dia menjadi mudah tersentak, tertarik atau terpikir pada karya sastra dengan pikiran yang kritis dan perasaan yang baik, senang melihat pertunjukan drama serta senang mengikuti semua kegiatan yang berkenaan dengan karya sastra. Oleh karena itulah, S. Efendi (1974) menarik kesimpulan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra dengan sungguh-sungguh, sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepakan pikiran yang baik terhadap sastra.
Untuk dapat mencapai hasil yang masimal dalam kegiatan apresiasi karya sastra, kita harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai sastra dengan berbagai aspeknya terutama mengenai unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kalau kita tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang karya sastra itu, maka kegiatan apresiasi kita hanya sampai tahap pertama atau paling jauh hanya sampai tahap kedua.
Sebagai guru bahasa Indonesia yang sekaligus juga harus mengajarkan apresiasi sastra anda selain harus memiliki pengetahuan tenatang sastra dengan berbagai aspeknya itu. Anda juga harus dapat menciptakan suasana sastra itu. Suasana yang dimaksudkan harus anda mulai dari diri anda sendiri, misalnya menunjukkan kepada murid akan perhatikan, kesenangan dan kegemaran anda akan karya sastra. Anda harus banyak membaca karya sastra dan mengikuti perkembangan dan kegiatan sastra. Kalau anda sudah mempunyai sikap yang demikian, maka secara psikologis dapat dipastikan bahwa siswa-siswa anda juga akan menaruh minat besar terhadap minat pelajaran kesustraan.
Kalau mereka sudah mempunyai minat terhadap karya sastra, maka tugas anda berikutnya adalah mendorong dan membantu mereka dalam memperkembangkan kegiatan apresiasi sastra itu. Jadikanlah mata pelajaran kesustraan sebagai sumber kenikmatan dan kegembiraan bagi anak karena karya seni lainnya, berfungsi memberi keputusan batiniah kepada manusia, disamping memberikan kekayaan pengalaman batin yang besar manfaatnya dalam menghadapi persoalan di dalam kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar